Guest House bagian akhir
Rumahnya menjadi tempatku singgah. Perjalanan panjang untuk sampai ke desanya membuatku membutuhkan tempat untuk istirahat sejenak. Melepaskan penat dan mengumpulkan tenaga untuk melanjutkan kunjungan ke kebun-kebun petani lainnya. Entah impresi apa yang didapatnya dari kunjunganku. Aku mengharapkan kehadiranku membawa kebahagiaan. Maka ku datangi lagi ia di hari ia dipulangkan dari rumah sakit. Masih terbaring tidak dapat duduk. Jauh lebih kurus dan masih pucat. Ia terlihat kuyu. Bercerita tentang rasa sakit di jahitannya yang harus ia tekan setiap pagi untuk memastikan semua darah kotor didalam perutnya keluar. Refleks aku pejamkan mata, seolah rasa nyeri itu ada di perutku. Secara logika kecemasan itu ada disini, khawatir jahitannya infeksi. Kesedihan juga masih disini karena bayi yang dilahirkannya hanya bertahan hidup beberapa hari. Namun, ketika aku berusaha mengendus kecemasan dan kesedihan, tak kutemukan disitu. Beginikah cara mu menjamu kesediha...