Berbagi bagian terakhir

 

Bukan tanpa tantangan nilai kebaikan yang berusaha ia tegakkan. Perbedaan sudut pandang, pendidikan dan kepentingan sesekali menempatkannya berada dalam posisi tidak nyaman. Baginya itu bukan suatu alasan untuk bergeser dari perannya.⁣

Ia bukanlah orang yang terlihat tegar tak tergoyahkan yang berusaha teguh untuk dapat berbagi. Ia lebih tepatnya seperti kupu-kupu yang terbang mengepakkan sayapnya yang berwarna warni dengan ringan dan riang hinggap kesana kemari sambil kaki-kakinya membantu penyerbukan bunga-bunga. Semudah itulah ia berbagi. Semudah ia bernafas dan menghembuskannya. Ringan.⁣

Entah itu berbagi harta, waktu, tenaga atau pikiran. Semua itu berasal dari satu tempat, yaitu hati yang dipenuhi oleh rasa syukur. Syukur bahwa Allah telah memberinya nikmat. Nikmat yang ia harapkan  dirasakan oleh yang lainnya. Rasa syukur bahwa ia telah melewati masa-masa yang lebih sulit. Rasa syukur telah diberi masa sulit itu sehingga ia mampu memahami kesulitan orang lain.⁣

Berbagi juga datang dari keinginan untuk lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta. Mengenal Nya dengan mengikuti perintahNya. PerintahNya  untuk berbagi yang mampu membuat hati untuk lebih lembut, lebih penyanyang kepada sesama makhluk. Kelembutan yang sekaligus menjadi kekuatan untuk berkorban untuk kepentingan sesama.⁣

Kesadaran bahwa apa yang dimilikinya adalah amanah sebuah titipan yang akan diminta pertanggungjawaban . Sebagai amanah yang juga dapat hilang maka ia mempergunakan sebaik-baiknya untuk menjadi bekal kehidupan yang abadi.⁣

#30 DWC
#30 DWC jilid 25
#Day 11

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanaman Terong Layu? Kenali Dua Penyebab Utama dan Cara Mengatasinya

Penyebab dan Cara Mengatasi Daun Cabai Keriting: Panduan untuk Petani

Surat dari Tubuh yang Letih dan Jiwa yang Tak Bisa Tidur