Day 1- Deklarasi 30DWC Jilid 25
Pertama kali mendengar tentang 30DWC dari suami, tertarik tapi ragu akan sanggup kah untuk komit menulis selama 30 hari dan yang terpenting apakah siap meluangkan waktu untuk menulis mengingat kegiatan sehari-hari sudah sangat padat yang menuntut tidak hanya manajemen waktu tapi juga kekuatan fisik.
Sebagai seorang ibu rumah tangga, sebagai penyuluh pertanian, sebagai murid yang bercita-cita menjadi guru ngaji, sebagai anggota masyarakat yang peduli dengan pendidikan anak-anak sudah sangat menyita waktu, makanya kalimat pertama yang dilontarkan suami setelah menyampaikan informasi ini adalah siap tidak untuk menyisihkan waktu setiap harinya untuk menulis. Sebuah pertanyaan yang hanya ku tanggapi dengan diam karena membenarkan dan sekaligus berpikir peluang.
Tapi kemudian terpikir ini bukan lah sebuah keinginan yang bisa diabaikan tapi keterampilan menulis adalah satu kebutuhan yang tidak dapat ditawar lagi mengingat sebagai seorang penyuluh pertanian dan sebagai pembina mentoring, keduanya membutuhkan penyajian materi. Biasanya materi yang diberikan selama ini dipersiapkan berupa coret-coret garis besar ide-ide pokok yang akan disampaikan. Namun ada saja detail-detail yang luput untuk disampaikan pada saat penyajian. Hampir disetiap selesai pertemuan yang didalamnya saya harus menyampaikan materi setelah sampai dirumah saya lihat kembali konsep materi saya dan saya merasa " ah...sayang sekali bagian yang ini tidak tesampaikan". Di saat seperti itulah saya merasakan bahwa saya harus mengembangkan diri, meningkatkan kemampuan menyampaikan ide-ide dengan lebih rinci dan mudah dimengerti. Karena ketika ada bagian yang luput untuk disampaikan saya merasa bahwa saya belum mampu menyusun materi saya secara sistematis.Sebuah kemampuan yang saya pikir dapat saya capai jika saya memiliki kemampuan menulis.
Beberapa hari kemudian saya dengan penuh keyakinan mendaftarkan diri sebagai fighter 30DWC jilid 25. Telah meyiapkan diri untuk siap menyetorkan tulisan setiap hari tapi kemudian hambatan pertama muncul sebuah hambatan dengan huruf H yang besar dan tebal karena ditugas pertama yang harus dibuat adalah deklarasi di media sosial dan tulisan selama 30 hari dibuat di media sosial atau di media online......Aduh bagaimana mungkin saya yang telah mematikan akun facebook selama bertahun -tahun padahal itulah satu-satunya media sosial selain whatsapp (untuk keperluan kerja) harus kembali membuka FB saya. Saya merasa seperti akan kembali membuka kotak pandora. dan malam tadi saya tertidur dengan mata tertutup tpi pikiran terjaga apakah saya harus ikut kelas 30DWC jilid 25 dengan membuka kembali akun FB dan melanjutkan belajar menulis atau tetap menutup akun FB dan tidak jadi belajar menulis
Pagi ini terbangun dengan ketenangan dan saya pun memulai membuat blog ini dan dengan membaca bismillah daya menyatakan diri saya siap mengikuti 30 DWC jilid 25.#declarasi 30 DWC
Komentar
Posting Komentar