Syahadat Yang Memerdekakan part 1
Assalamu'alaikum Warohmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillah atas segala nikmat yang tak terhitung banyaknya. sholawat dan salam kepada uswah kita Nabi Muhammad SAW, Para sabahabat, tabiin dan tabiat. semoga kita termasuk golongan orang-orang yang istiqomah dengan shahadat kita.
Apa kabarnya kakak-kakak yang cantik ...love you the way your are. Tetap jaga semangatnya untuk peduli dengan lingkungan, tetap berkontribusi dan wajib tetap mengembangkan diri,
Setelah sekian lama tatap muka kita terhenti karena pandemi yang semakin meningkat sebarannya, maka mulai pekan ini kita diskusi online. Tema kali ini kita ambil dari hal yang mendasar dari rukun islam dan bagaimana kita memahaminya.
Syahadat adalah ikrar, janji, sumpah , persaksian kita bahwa kita menolak segala bentuk ketundukan, kepatuhan dan sembahan kecuali kepada Allah SWT. Dengan syahadat saja sudah menjadi batas tegas pembeda antara zaman jahiliyah yang penuh kebodohan dengan zaman penuh cahaya. Karena syahadat memerdekakan dari belenggu-belenggu. Dengan jiwa yang merdeka bebas dari belenggu, kita menjadi pribadi yang cerdas, bebas berekspresi, tegas dan banyak keteladan lain yang telah dicontohkan para pendahulu kita.
Belenggu apa sajakah itu. Disarikan dari buku Salim A. Fillah berjudul "Menggali ke Puncak Hati " sebagai berikut:
1. Belenggu dari kebodohan diri
Kebodohan kaumnya yang coba Nabi Ibrahim akhiri ketika Nabi Ibrahim menjawab tuduhan telah menghancurkan berhala dengan berkata "Bukan aku yang melakukannya, lihatlah kapak itu dipegang patung yang paling besar"
Bagaimana mungkin benda mati yang mereka ciptakan sendiri dapat menjawab pertanyaan, memberi manfaat atau mudhorat kepaada mereka. Suatu kebodohan yang telah membelenggu mereka.
Berada dalam kebodohan dan tidak dapat keluar dari kebodohan, itulah namanya belenggu.
Kalau di zaman Nabi Ibrahim A.S. berhalanya patung-patung yang diantaranya diberi nama latta dan uzza. Di zaman Nabi Nuh A.S. bernama wadd, suwa, yagus dan nasr. Di zaman sekarang ini apa nama berhalanya. Materi kah? Uang kah? atau lainnya? Coba kakak-kakak diskusikan di kolom komentar.
2. Belenggu hawa nafsu
Sepertinya enak kalau bisa berbuat sesuka hati, bersenang-senang terus, tidak perlu aturan tidak usah bertanggung jawab kepada siapapun tidak perlu diawasi. Selalu ingin yang enak-enak dan berharap akibatnya selalu enak juga. Itulah namanya hawa nafsu. Hawa nafsu itu begitu pongah, sombong, kuat.
Itulah yang dibisikan hawa nafsu sehingga seseorang merasa mampu untuk tinggal di neraka dan minta kapling disana. atau ketika Nabi Muhammad SAW sedang menjelaskan tentang neraka yang dijaga oleh para malaikat, seseorang kafir berdiri dan berkata datangkan semua malaikat itu biar aku lawan sekaligus.
Kesombongan hawa nafsu yang membuat ia merasa bahwa tubuhnya yang sesungguhnya sangat lemah itu mampu menahan panasnya api neraka atau mampu melawan malaikatNya. Mengapa manusia yang dhoif merasa akan mampu tinggal di neraka atau melawan malaikatnya, sementara kalau tubuhnya diserang oleh virus flu saja lutut akan lemas, tubuh menggigil panas dingin dan nafas tersumbat. Padahal virus itu sangat kecil. saking kecilnya tidak dapat dilihat oleh mata tanpa bantuan mikroskop elektron yang mampu memberikan perbesaran dua juta kali.
Ketidak mampuan untuk berpikir, memggunakan ideranya karena terlalu menuruti hawa nafsu sesungguhnya karena Allah SWT telah mengunci mati pendengaran dan hatinya serta menutupkan tutup pada penglihatannya.
Tiadakah kamu lihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya, dan Allah menyesatkannya atas ilmu? Allah mengunci mati pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup pada penglihatannya...(Al Jaatsiyah:23)
Keadaan seperti itu yang terkunci inderanya bukanlah suatu kebebasan tapi belenggu.
Bersambung…..
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusWaalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
HapusWaalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh
BalasHapusWaalaikumsalam warahmatullahhi wabarakatuh
BalasHapus