Menyemai Manfaat 2

Seperti jadi sebuah pembenaran bahwa dengan telah tercapai target, aku bisa berhenti saja menulis 30 hari (30DWC). Namun rasa penasaran akan apa yang akan kutemukan bila melanjutkan perjalanan membuatku kembali menulis di hari ini. ⁣

Menulis seperti sebuah perjalanan dan aku telah menemukan hal-hal indah dalam perjalanan ini.  Aku tak ingin berhenti. Aku telah menemukan ide-ide yang terkubur karena tidak pernah diajak berdialog.  Aku menemukan cara memahami pikiranku sendiri. Dan aku telah menemukan cara untuk lebih bermanfaat bagi lingkunganku. Aku tidak ingin berhenti. Aku ingin dikejutkan akan hal-hal luar biasa yang kuyakini sedang menunggu. Meminjam gaya bahasanya Mario Teguh “ Menulis lah dan perhatikan apa yang terjadi”.⁣

Menulis tidak hanya untuk menebar manfaat tapi untuk menyemai manfaat. Memastikan benih yang disebar berkecambah, menumbuhkan daun-daun dan akar-akar. Memastikan semaian tumbuh subur dan siap menghadapi lingkungan setelah pindah tanam.⁣

Sebelumnya jangankan untuk membuat proposal, sekedar menulis status untuk sosialisasi program saja aku hampir tidak memiliki keberanian. Setelah 14 hari, tidak hanya menuliskan proposal tapi telah memiliki kepercayaan diri untuk membuat satus yang panjang untuk menarik perhatian calon orangtua asuh. Sebuah output yang tidak terduga, benar-benar diluar perkiraan bahkan didalam imaginasiku sekalipun.⁣

Program beasiswa untuk anak yatim ini adalah pemenuhan janjiku sebagai pengurus Salimah kabupaten Belitung. Sebagai pengembangan dari program pembagian al quran yang dengan rahmat Nya telah berjalan beberapa tahun.⁣

Semua bermula dari idenya Ibu Ratu.⁣

(bersambung)⁣

#30 DWC jilid 25

#Day 16

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanaman Terong Layu? Kenali Dua Penyebab Utama dan Cara Mengatasinya

Penyebab dan Cara Mengatasi Daun Cabai Keriting: Panduan untuk Petani

Surat dari Tubuh yang Letih dan Jiwa yang Tak Bisa Tidur