Katalisator
Ada satu penyakit dalam setiap pertemuan kelompok tani pemula yaitu mereka kesulitan mengutarakan “unek-unek” . Padahal pertemuan adalah tempat untuk berdiskusi dan bermusyawarah. Seringkali musyawarah menjadi hening ketika diminta tanggapan. Rasa enggan, tidak enak perasaan, takut menyinggung orang lain, latar pendidikan yang rendah dan usia yang sudah lanjut menjadi penyebab tabiat ini.
Begitu pula pada pertemuan kali ini di kelompok ibu-ibu pemanfaat pekarangan. Bertempat di rumah salah satu pengurus. Rumahnya yang luas masih terasa lapang bagi belasan anggota yang hadir. Namun udara panas tetap terasa karena meski waktu sudah menunjukkan pukul enam belas tapi matahari masih terik menyengat. Pertemuan ini untuk membahas masalah yang cukup serius. Diskusi dimulai dengan pelan dan santai untuk membuat ibu-ibu petani tidak sungkan mengungkapkan permasalahnnya. Sambil sesekali berkipas dengan kertas untuk menghalau udara panas.
Di tengah keheningan ketika sesi diskusi Ibu Ratu muncul di ambang pintu dengan senyum khasnya. Kedatangannya memang diharapkan karena ia bisa “memaksa” anggota untuk jangan malu berbicara. Kedatangannya langsung disambut suara riuh ibu-ibu karena ia menenteng satu ember penuh buah sawo yang sudah matang. Ember tersebut langsung disambut dan diedarkan ke sekeliling ruangan.
Berdiri sebentar diambang pintu untuk memperhatikan kondisi dalam rumah kemudian Ibu Ratu mengucapkan "Annyeong haseyo" dengan gaya manjanya. Aku terkejut dan langsung tertawa mendengarnya dengan berseloroh
“ sejak kapan kursus bahasa korea?” langsung ditimpali dengan candaan ibu-ibu lainnya.
Buah segar yang dibawanya menjadi penawar panasnya cuaca dan kalimat salamnya yang lucu langsung menjadi ice breaking untuk diskusi yang sedang vacum.
(bersambung)
Komentar
Posting Komentar