Dendam
Dendam tak akan terbentuk hanya sebentar. Dendam adalah kemarahan yang baranya tetap dipertahankan dengan mensuplai udara kebencian. Senyum yang tiba-tiba lenyap oleh kilasan dendam yang lewat. Betapa banyak umur yang tersita atas perasaaan dendam. Ketenangan yang hilang tidak sebanding dengan pembalasan yang kemudian menjadi dosa yang akan kita tanggung. Rela kah kita menjadi orang yang hina derajatnya karena perbuatan orang lain yang menyakitkan. Tidak ada baiknya atau enaknya menyimpan dendam. Tetapi jika dendam datang berkunjung bisakah kita mengusirnya dengan memaafkan.
Seorang teman yang sudah lama ku kenal mungkin ia layak memiliki dendam. Dendam kepada suami dan istri mudanya. Sang suami meninggalkannya dengan fitnah dia telah berselingkuh dengan laki-laki lain. Kemarahan atas penghianatan suami yang telah menuduhnya tanpa bukti. Sebuah alasan yang dikarang untuk dapat menceraikannya atas permintaan perempuan idaman lain. Rasa marah yang kemudian berulang-ulang bangkit setiap kali anak-anak laki-lakinya prustasi tidak mendapat kasih sayang dari sang ayah. Kemarahan yang datang setiap kali dia harus berperan sebagai ayah untuk anak-anaknya. Kemarahan yang muncul setiap saat ia berusaha memenuhi kebutuhan anak-anak yang telah diabaikan oleh suami.
Bertahun-tahun hidup yang berat dijalaninya tanpa rumah tanpa penghasilan tetap. Semuanya ia serahkan kepada Allah. Di usianya yang sudah senja ia bersyukur anak-anaknya bisa kuliah
Pada akhir hidup suaminya, sang madu bersimpuh dihadapannya meminta maaf dan ia berkata” Aku telah maafkan tapi kau harus mohon ampun kepada Allah. Anak-anakku melewati masa kanak-kanak dan remaja tanpa ayahnya. Bagaimana engkau akan mengganti hari-hari anakku tanpa imam, setiap belaian yang berhak mereka dapatkan”.
DI hari suaminya dikuburkan, ia memimpin doa memohon ampunan baginya dengan ketulusan dan meminta maaf kepada hadirin atas kesalahan yang pernah dibuat dan minta dikenang kebaikannya saja.
Semua orang kagum atas sikapnya. Ketika kutanyakan apa yang dirasakannya saat itu. Ia berkata tidak ada lagi dendam yang teringat saat itu hanyalah kebaikannya ketika ia masih bersama kami dulu.
Dendam tidak dapat tempat di hatinya yang pemaaf. Keiklasannya menjalani hidup telah meluluhkan cengkaraman dendam. Jadi jangan Tanya dendam disini. Ia tidak ada. Ia telah lama terusir tak bernama.
#30DWC jilid 25
# Day 23
Komentar
Posting Komentar